Kamis, 28 Agustus 2014

Salah Sangka (part 1)

           Matahari bersinar ceraaahh banget sampai-sampai membuat siang hari ini jadi panas terik banget. Mana nggak ada awan yang besar lagi buat nutupin matahari yang asyik mencari perhatian pada manusia-manusia di muka bumi ini...
Kalo cuaca kayak gini, kayaknya enak deh minum minuman yang dingin untuk menyegarkan kembali kerongkongan yang mengering.. kalo perlu sih minumannya pake es batu sekalian!
   "butuh ini yah?" tiba-tiba terdengar suara Boby yang serak tiba-tiba datang ke sampingku dengan menyuguhkanku sebotol Air Mineral dingin sesuai dengan keinginan batinku. tau aja dia, hihii...
Segera ku ambil botol minuman yang digenggam ditangan kanannya itu, "kamu tau aja batinku maunya apa"
   "iya dong.." bangganya.
          Boby adalah salah satu teman kerjaku di kantor, dengan postur tubuh yang bagus dengan wajah yang lumayan tampan membuat ia jadi idola bagi teman-teman di kantor. Tapi sepertinya tak satupun perempuan-perempuan yang mengidolainya itu dapat meluluhkan hatinya deh.
   "udah mau balik?" tanyanya memandangku yang masih menikmati Air Mineral yang dingin masuk menyegarkan kerongkonganku yang sedaritadi mengering. Akupun mengangguk tak peduli.
   "oh,kalau gitu aku ambil mobilku dulu yah! kamu tunggu disini aja!" serunya lekas pergi menuju parkiran kantor.
Wajar aja banyak yang ngefans sama dia, udah cakep, keren, baik, kaya pula. Eeiitttzzz,,,!!! jangan kira kalau aku sama kayak gadis-gadis kantor yang ngefans sama Boby, yah! No!!
dia sih cuma temen baik aku, bahkan dia udah aku anggap kayak kakak sendiri. Lagian, menurut aku dia biasa aja kok, dia juga bukan tipe cowo idamanku.

   "kamu mau singgah makan gak?" tanyanya sambil menyetir lambat mobilnya.
Aku yang tepat duduk disampingnya segera menggelengkan kepala pertanda menolak ajakannya itu.
   "emang kenapa?" tanyanya lagi, sesekali ia memandang ke arahku.
   "gak usah ah! dianterin pulang aja syukur" jawabku.
   "nggak apa-apa kali'!" serunya sambil tertawa kecil, tapi aku tetap ngotot nggak mau diajakin makan. Ngerepotin tauuu....

   "thanks yah, Bob!" seruku menutup pintu mobil Boby.
   "alright.." singkatnya tersenyum memandangku lalu langsung balik. Akupun segera masuk ke dalam rumah setelah melihat mobil Boby sudah gak nampak lagi.

                                                       ******

Salah Sangka (part 2)

        Karna hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana semua kantor pada libur, ku sempatkan diriku berkunjung ke sebuah Toko Buku yang bernama "RV Book Shop" ini untuk melihat novel-novel remaja yang terbit. Ya, itulah hobi-ku kalau lagi gak ada kerjaan. Baca novel sambil bermalas-malasan di rumah.
Sambil asik membaca sinopsis disampul belakang sebuah novel berwarna merah muda yang ku genggam, tiba-tiba seseorang menyenggolku dari belakang hingga membuat novel yang ku genggam tadi terjatuh ke lantai.
Tanpa basa-basi segera ku pungut novel itu dari lantai tanpa menengok orang yang telah menyenggolku tadi.
   "sorry..sorry..aku gak sengaja!" ujar sebuah suara meminta maaf.
   "iya" balasku langsung berdiri tanpa memandangi orang itu yang berdiri tepat dibelakangku dan kembali membaca sinopsis yang terpotong tadi.
         Kufikir orang yang menyenggolku tadi sudah pergi. Ternyata, ia masih berada tepat didekatku.
   "Vi?" tebak orang itu menyebut namaku sambil melangkah ke samping kananku.
Sontak aku terkejut saat orang itu mengetahui namaku. segera ku putar kepalaku ke arah pemilik suara yang menyenggolku tadi.
ku lihat, Dia memiliki postur tubuh yang tinggi dengan style yang cukup rapi, ia memakai sebuah jam tangan berwarna hitam ditangan kirinya, baju kaos biru muda berkerah dengan bawahan celana levis biru gelap memakai sepatu sendal berwarna hitam, dan..
dan wajahnya tak asing bagiku! "kak Radit?" sontakku kaget.
      Ya, Dia benar kak Raditya. Salah satu senior di SMA-ku dan sempat ku idolai dulu. Perasaanku ke Dia sebenarnya udah hilang, tapi setelah pertemuan ini gak tau dehh gimana...
Masihkah ia mengingat tentang perasaanku yang berani kuungkap ke Dia dulu? ku harap nggak deh..
   "iya, kamu ngapain disini?" tanyanya seraya memberi senyuman padaku.
   "ah? em..nggak kok,,cuma lihat novel aja. hehe" balasku sedikit gugup. "kakak sendiri?" tanyaku balik.
   "oh, cuma jalan-jalan aja sih" jawabnya masih tersenyum. "kamu sering kesini yah?" tanyanya.
   "mm.." jawabku mengangguk. "untuk apa?" tanyanya lagi.
   "beli ini!" jawabku sambil menunjukkan novel berwarna merah muda yang ku genggam.
   "udah dulu yah, kak. aku mau bayar ini dulu!" seruku menunjukkan novel yang ku genggam.
   "kok cepet? iya deh.." ujarnya. Akupun langsung bergegas menuju kasir untuk membayar novel itu dan segera balik tanpa menemui kak Radit lagi.
Aku takut perasaanku ke Dia balik lagi.. Lagian, dulu Dia juga gak ngomong apa dia punya perasaan yang sama kayak aku atau nggak!

*******

Salah Sangka (part 3)

  Mengapa harus aku bertemu dengan Dia lagi? perasaanku yang sudah lenyap masa' harus balik lagi? aku harap nggak!

   "Vi, gimana menurut kamu kalau aku falling in love sama temanku sendiri? teman dekatku gituu.." mendadak Boby  menanyakan hal yang membuatku terkejut.
Temannya Boby? teman dekat? setau-ku cuma aku teman dekatnya Boby di Kantor. Apa jangan-jangan Boby naksir sama Aku? gak! gak boleh! gak mungkin!
   "Vi!" panggilnya yang membuat lamunanku terhenti.
   "Ah? gak tau siiihh..." bingungku.
   "Yaaaaahh...padahal aku lagi jatuh cinta sama seseorang nih.." tunduk mulai bercerita.
   "eh, kamu tau nggak siapa orangnya?" tanyanya lagi mendekat padaku. Sejenak aku terdiam memandangnya yang mengira aku bakal penasaran.
   "ah? iiihh,,tau' ah! eh udah deh, aku mau lanjutin kerjaan dulu. numpuk nih!" seruku kembali bekerja dan menghiraukan Boby yang memasang raut wajah sedikit kecewa kembali ke tempatnya.


      Beberapa hari aku mulai menjauhi Boby. Aku takut dugaanku bener kalau dia naksir sama aku. Dia perfect kok sebagai laki-laki idaman. Tapi Aku gak biasa mau naksir sama temen dekat, apalagi udah aku anggap kayak kakak ku sendiri. Tak lama, aku teringat lagi oleh kak Raditya, Bodohnya aku!
"harusnya waktu itu aku gak seperti anak-anak main kabur aja! itukan kesempatan tuk menemuinya lagi" batinku menyesal. Sepertinya aku gagal Move On lagi deh.. :(

      Seperti biasa, hari Sabtu tiba lagi, itu artinya aku lagi dan lagi must to go to the RV Book Shop untuk melihat-lihat Novel remaja, soalnya Novel yang kemarin aku beli udah selesai terbaca.
Entah kapan bakal datang rasa kebosananku terhadap novel, mungkin kalau aku udah punya anak kali ya! hahahaa,,udah..
      Dengan berdiri tepat di depan jejeran novel-novel remaja dan beberapa komik anime, ku baca sedikit sinopsis sebuah novel berwarna biru-merah yang berjudul, "when you comes again!". Dari sinopsisnya yang aku baca, cerita ini menceritakan tentang kisah seorang gadis yang ditinggal pergi oleh kekasihnya karna suatu hal sampai kekasihnya hilang kabar, tapi gak lama kekasihnya muncul lagi mencari si gadis itu.
Kalau dilihat-lihat ceritanya bagus tuh, kayaknya bakal ada cerita sedihnya deh..
   "eh,ketemu lagi!" seru suara seorang pria dibelakangku. Bisa ku tebak, suara ini pasti milik kak Radit.
Segera ku balikkan tubuhku ke belakang dan ku temui wajahnya yang tersenyum memandangku. Tebakanku benar, suara itu milik kak Raditya.
   "hai!" sapanya memandangku dengan tersenyum.
   "haaiii..." senyumku.
   Kali ini, ia gak memakai kaos. Ia memakai baju kemeja kotak-kotak berwarna cokelat-hitam yang sepadan dengan celana hitam panjang yang ia kenakan, dan masih memakai jam tangan berwarna hitam yang melekat erat di tangan kirinya. Ia terlihat makin cakep aja. Hiihiii...
   "kok melamun? Hei!!" ujarnya melihatku tak melamun
   "ah? nggak..hehe.." ucapku menghentikan lamunanku.
   "kamu tiap hari sabtu kesini yah?" tanyanya, dan dengan cepat akupun mengangguk mantap.
   "naik apa kamu kesini?" tanyanya  lagi.
   "taxi" singkatku. "oh iya kak, aku mau bayar novel ini dulu yah!" seruku menunjuk novel biru-merah yang ku pegang.
   "cepet lagi? nanti kamu hilang lagi deh" ujar kak Raditya seolah-olah masih ingin berbincang denganku. Aku hanya memberi senyuman dan segera menuju ke Kasir.
Cukup banyak pengunjung di RV Book Shop ini sampai-sampai mau bayar belanjaan aja pakai ngantri cukup panjang, padahal kasir di RV Book Shop ini ada 5 loh. Sambil berdiri mengantri, iseng aku menengok tempatku bertemu dengan kak Raditya tadi. Yang ku lihat tinggal beberapa anak remaja perempuan berdiri disana dan gak terlihat lagi kak Radit diseluas penglihatan mataku mencarinya. "cepet banget ilangnya" batinku.

                                                                      *****

Minggu, 24 Agustus 2014

Salah Sangka (part 4)

     Usai membayar di kasir yang full antrian, aku langsung keluar dari Toko Buku itu dan menunggu Taxi yang lewat untuk balik ke rumah.
Tak lama, sebuah mobil matic berwarna hitam polos berhenti tepat didepanku. Dari luar tak terlihat siapa yang berada diatas mobil hitam itu. Tiba-tiba kaca mobil bagian depan samping kiri itupun turun dengan lambat dan tampaklah wajah kak Raditya yang mengemudi mobil hitam itu.
   "naik yuk!" ajak kak Radit seraya menengok ke arahku.
   "nggak ah kak, makasih" tolakku dengan disertai senyum.
   "udahlah, naik aja!" bujuknya. Dengan tangan yang udah dingin karna grogi dan hati yang dagdigdug, terpaksa akupun masuk ke dalam mobil itu.

  "rumah kamu dibagian mana, Vi?" tanya kak Raditya sambil menyetir mobil.
   "deket kok, didepan lampu merah itu belok kiri trus nanti ada beberapa perumahan deh disitu, yang gapuranya warna Oranye tua, itu kompleks aku. Nanti kak Radit turunin aku di depan gapura aja" jelasku yang duduk disebelah kak Radit sambil menerangkan jalan menuju rumahku.
   "loh, kok nyuruhnya cuma sampai gapura aja?" tanyanya sesekali memandangku.
   "hehe,nggak sih..siapa tau nanti ngerepotin kakak" ujarku tersenyum.
   "ah, nggak kok." ucapnya.
        Menatap keluar kaca mobil, aku tersadar tepat di lampu merah tadi kak Raditya gak belok ke kiri untuk membawaku pulang, ia malah membawa mobilnya lurus kedepan. "loh, kok gak belok kesana kak?" heranku melihat mobil kak Radit gak belok kiri tadi.
Hanya senyuman yang kak Radit beri, "biarin aja" katanya.
   "kok biarin?" batinku bingung sedikit kesal.

        Tak lama, mobil kak Raditya pun berhenti di sebuah restoran yang cukup mewah bagiku.
   "mau order makanan yah untuk orang di rumah kak Radit?" tanyaku memandang ke arah kak Radit yang duduk tepat disamping kananku.
   "siapa?" tanyanya balik memandangku.
   "Orang Tuanya kak Radit, Saudara, Istri, Anak-anaknya kak Radit?" ucapku menebak.
   "hahaha, ngewel kamu!" tawanya seraya membuka kunci pintu mobil. "ayo turun!" pintanya dengan tersenyum menyuruhku segera keluar, akupun segera turun dari mobil hitam matic milik kak Raditya itu.

                                                              ******

Salah Sangka (part 5)

     Duduk hanya berdua dengan kak Raditya di dalam Restoran mewah sambil menunggu makanan yang dipesan datang, ku pandangi seluruh pemandangan di seisi Restoran mewah ini, mulai dari bangunannya, para pengunjungnya yang semuanya berkendara roda 4 dan gak ada satupun ber-roda 2, dan tak lupa para pelayannya yang seragam memakai baju hitam putih dengan celana hitam panjang untuk pria dan rok hitam pendek selutut untuk wanita.
      "waaaahhh..." batinku terkagum memandangi bangunan restoran dengan dinding yang berwarna kuning buah Pear, gorden yang berwarna merah tua dan tak lupa pula dengan pernak-pernik indah disetiap dindingnya.
   "oh iya, soal yang tadi.." kak Radit mulai berbicara.
Aku yang mendengar perkataan kak Radit itu seketika berhenti memandangi bangunan Restoran itu dan menatap ke arah kak Radit yang tepat duduk didepanku.
  "aku itu belum nikah tauu',, dan aku tinggal sendiri di rumah. Orangtuaku tinggalnya di luar kota." tambahnya.
  "trus, kok kak Radit belum nikah? kan, umur kak Raditya udah ideal loh untuk nikah" tanyaku sembari disertai senyum yang indah. hihii..
  "Ya gimana yahh,, saat ini aku lagi nunggu seseorang.." jawabnya tersenyum.
      Whattt??? dia lagi nungguin seseorang?? trus, bagaimana dengan nasibku? dengan perasaanku? kenapa juga dia muncul lagi kalau dia ternyata lagi nunggu seseorang?
Terasa hatiku mendadak terpecah-pecah didalam dada, seolah-olah kak Radit masuk ke dalam hatiku dengan membawa palu yang super gede lalu ia tumbuk hatiku sampai terpecah-pecah begini. it's hurt!!
Tak lama, pelayan yang membawa makanan dan minuman yang kami pesan sudah tiba ke meja makan kami.
   "Vi, ayo dimakan!" ujar kak Raditya yang melihatku masih belum menyentuh makanan yang sudah ada didepanku. Dan aku hanya mengangguk sambil memasang senyum terpaksa.
Galau gini, emang bawaannya jadi malas makan dan pengen nangis mulu sampai-sampai air mata yang memenuhi pelupuk mataku ini kayaknya sebentar lagi bakalan netes.
Sebelum netes, aku segera menuju ke toilet agar kak Raditya gak ngelihat air mataku.

Setelah beberapa menit ku tenangkan diriku di dalam toilet dengan menangis, akupun kembali menemuinya dengan memasang wajah yang seolah-olah semua baik-baik saja.
    "kok kamu lama?" tanyanya saat aku sudah tiba di meja makan.
    "cewek kan kalau ketemu cermin jadi lama,hehe.." ngelesku segera kembali duduk.
    "kok mata kamu merah gitu?" tanyanya curiga saat melihat mataku memerah.
    "ah? ooh,,ini,,mungkin karna kelilipan tadi" ngelesku lagi. "lanjut makan yuk! kalo makanannya jadi dingin kan gak enak.." tambahku segera memakan makanan yang sudah siap diatas meja makan kami.
Usai makan, kak Raditya tiba-tiba mengajakku untuk jogging bersamanya besok pagi di hari minggu dan aku hanya mengangguk sembari memasang wajah penuh tak semangat.

    "yang ini rumah kamu, yah?" tanyanya menunjuk ke arah rumahku yang berlantai 2 dengan dinding berwarna hitam-putih.
    "iya. kak Radit mampir dulu, yuk!" ajakku yang sudah turun dari mobilnya.
    "oh, gak usah, trimakasih. udah larut malam soalnya." tolaknya sambil tersenyum. "oh iya, besok aku jemput disini yah!" tambahnya mengingatkan.
    "iya" singkatku.
    "okedeh, kalau gitu aku balik dulu yah! bye!" serunya sambil menyalakan mesin mobilnya.
    "bye!" seruku sembari tersenyum dan iapun lekas pergi.

                                                              ******

Salah Sangka (part 6)

    piiiippp....piiiiipppp.... Terdengar suara klakson mobil milik kak Raditya diluar.
Aku yang baru terbangun oleh klaksonnya itu, perlahan berjalan mengintip ke sebuah jendela berbentuk persegi dengan gorden berwarna putih dari atas kamarku. Terlihat jelas sebuah mobil milik kak Radit terparkir di depan halaman rumah. Aku yang masih bermalas-malasan, kembali ke atas tempat tidur berwarna biru langit milikku dan menghembuskan nafas lelah.
   "Vi! temanmu si Raditya datang tuh. katanya kamu udah janjian sama dia untuk jogging ini hari!" seru mama mengingatkan dari balik pintu kamarku sambil mengetuknya.
Aku emang senang ia datang, tapi mataku bengkak banget dan memerah, hidungku juga memerah karna nangis semalam yang tak henti.
   "bilang aja gak bisa, aku lagi sakit trus mama kasih tau dia kalau aku minta maaf.." teriakku dari kamar dengan nada pelan agar tak terdengar sampai di kak Raditya yang duduk di ruang tamu.
   "emang kamu sakit apa?" tanya mama dari luar kamar.
   "sakit kepala, ma. mataku juga bengkak nih!" jawabku.
   "kok bisa? coba buka pintu kamarmu dulu, vi! mama mau lihat! nanti kamu kenapa-kenapa lagi" mama mulai cemas.
   "gak. aku malas jalan ma! mama ngomong aja ke temanku itu bilang kalau aku lagi sakit. Dia bakal ngerti kok" pintaku ke mama.
Tak lama tak ada lagi jawaban dari Mama, sepertinya ia sudah menuju ke ruang tamu utnuk memberitahukan kak Radit kalo aku gak bisa jogging dengannya hari ini.

  "tuk..tukk..tuuukkk..." tak lama terdengar lagi suara ketukan dari pintu kamarku.
  "mama! kan aku udah bilang, aku sakit! mataku bengkak. mama bilang gitu aja ke temenku diluar!" seruku sedikit kesal dan mulai meneteskan air mata.
  "ini aku, Radit! aku cuma mau ngomong semoga lekas sembuh yah!" ujarnya dengan nada lembut dari balik kamarku. "oh iya, kalo gitu aku balik yah!" pamitnya.

Dari atas tempat tidurku dengan tengkurap, tak lama ku dengar suara mobil kak Raditya dinyalakan dan perlahan suara mobilnya pun makin jauh makin pelan hingga tak terdengar lagi.
       Dan sejak saat itu, aku gak pernah lagi bertemu dengan kak Raditya, aku juga gak lagi menginjakkan kakiku di RV Book Shop yang tiap hari sabtu ku kunjungi untuk mencegah agar tak bertemu dengan kak Raditya. Dan untuk kesekian kalinya, aku lagi lagi belajar untuk Move on dari sosok pria jahat bernama Raditya itu.
Aku juga kembali berkomunikasi lagi dengan Boby setelah seminggu lebih ku jauhi ia hanya karna percakapannya yang bilang kalau ia sedang falling in love dengan teman dekatnya. Gak tau siapa sih, tapi menurut feeling aku yang dia taksir itu ya aku. Hahaaa...

   "eh, Bob! btw, sampai sekarang kamu masih falling in love yah sama orang yang kamu bilang teman dekat kamu sendiri?" tanyaku memulai pembicaraan sambil menemaninya makan di sebuah warung dekat kantor kami. mendengar pertanyaanku itu iapun mengangguk mengiyakan.
   "emang siapa sih orang itu?" tanyaku lagi.
   "ada,,besok kamu bakal tau kok" jawabnya polos sok pengen bikin orang penasaran aja.
Apa yang mau ia lakukan besok yah? jangan-jangan besok, ia mau nembak aku! NO! ini gak boleh terjadi!
"Aku harus gimana kalau ia nembak aku besok? oh my god!!" batinku.

                                                      *******

Salah Sangka (part 7)

   Saat esok hari tiba, sepulang kerja,
     "Vi!! dengerin aku! aku cuma mau bilang dari duuluuu bangeett.." tiba-tiba terdengar sebuah suara milik seseorang yang berbicara melalui microfon sampai terdengar oleh seantero kantor. "I love you, Vi!" tambah suara dari microfon itu lagi.
Jangan-jangan itu Boby lagi. "Waahhhh,,malu-maluin nih! tapi kok suara Boby terdengar beda dari biasanya?" batinku mendengar suara itu.
Segera aku mencari letak sumber suara itu diluar kantor, tak lama terlihat banyak orang berkerumun diluar. Saat ku lihat Boby tepat berdiri disana, akupun menuju ke tempat Boby dengan langkah yang cepat.
   "Bob, kamu kok teriak-teriak kayak gitu disini sih? malu-maluin tau!" kesalku pada Boby.
   "teriak-teriak yang mana?daritadi aku gak teriak-teriak kok!" bantah Boby mengelak.
   "trus, siapa dong yang teriak-teriak di microfon tadi?" tanyaku mulai bingung.
   "oh yang itu, orang yang kamu cari ada disana!" seru Boby sembari menunjuk tangannya ke arah kiriku.
   "tunggu! jadi sebenarnya orang yang kamu suka itu siapa? aku kan?" tebakku dan membuat Boby mendadak tertawa terbahak-bahak.
   "hahaha,, kamu? nggak lah! pede banget sih" tawa Boby lagi yang membuatku memasang wajah jijik melihatnya. Boby pun berusaha mengatur nafasnya untuk berhenti tertawa. "nih kenalin, Nina, teman SMP kamu, teman dekat aku juga, sekaligus pujaan hatiku!" serunya mengenalkanku pada sosok perempuan bertubuh putih,tinggi,kurus dengan rambut ikal sebahu. Aku yang melihat perempuan itu langsung terkejut.
   "Nina? oh my god! apa kabar? kamu makin cantik aja deh" pujiku pada Nina sembari menjabat tangannya.
   "baik kok." senyumnya.
   "eh, kok kamu mau sih sama Boby?" candaku.
   "ah, kamu tuh yah!" kesal Boby. "eh, ada yang nunggu kamu disana loh!" seru Boby yang seakan menyuruhku pergi dari tempatnya dan Nina.
     Saat aku melirik ke kiri, terlihat jelas seorang pria berdiri dengan memegang microfon memandang ke arahku sembari memberi senyuman. Dengan melangkah ke arah pria itu, sangat jelas terasa mataku mulai berkaca-kaca karena terisi oleh air mata yang nantinya bakal netes. Haahh,,,dasar cengeng!!!

   "kamu tuh yah! orang yang kamu tunggu gimana?" cemberutku yang sudah berdiri dihadapan pria yang menggenggam microfon itu dan ia hanya membalas dengan senyuman.
   "kamu gak boleh main hati! kalau kamu lagi nungguin seseorang, jangan coba-coba say love to other girl lagi!" kesalku sedikit kecewa.
   "tapi orang itu udah aku dapatkan" senyumnya nyantai.
   "hah? siapa?" kagetku dengan melototkan kedua mataku memandangnya. "trus, apa maksud kamu ngomong kayak tadi di microfon itu? you know? you're bad!" ujarku makin kesal yang membuat air mataku mulai menetes membasahi kedua pipiku.
   "tapi orang itu lagi berdiri didepanku" jawabnya yang membuat air mataku makin menetes.
   "you are lie!" dengan spontan aku memukul-mukuli bahunya, "kita gak jadi jogging dan mataku bengkak, kamu tau gak, karna aku mikirin ucapan kamu yang bilang kalo kamu lagi nunggu seseorang! dan itu buat aku nangis terus tau gak!!!!" kesalku masih meneteskan air mata sembari tersenyum gembira memukuli bahunya.
   "hehe, maafin aku yah!" pintanya. Iapun menyimpan di tanah microfon yang sedaritadi dipegangnya lalu ia menggenggam kedua tanganku, "Vi, kamu tau kan Toko Buku yang sering kamu kunjungin di hari sabtu, Toko Buku itu milikku." Iapun mulai bercerita.
 "sejak mendapat gaji pertama kerjaku di sebuah perusahaan, aku mencoba mengumpulkan uang untuk membuka usaha Toko Buku dan akhirnya berhasil. Toko Buku itu ku beri nama RV Book Shop. kamu tau artinya RV itu, gak?" tanyanya menatapku masih menggenggam erat tanganku.
   "namaku yah? Revita Vee?" tebakku mencoba membalas tatapannya dengan hati yang berdegup kencang tak karuan ini. Ia langsung menggelengkan kepalanya menandakan tebakanku salah.
   "mm, atau mungkin R-nya itu nama kamu dan V-nya itu nama aku. bener gak?" tebakku lagi.
   Iapun mengangguk sembari tersenyum, "Toko Buku itu udah ada setelah kamu ungkapin perasaan kamu ke aku dan sebelum kita bertemu lagi disana. Aku gak tau mau balas apa waktu kamu ungkapin perasaanmu sejak kita masih SMA. maaf untuk itu yah!" terangnya, dan akupun mengangguk sambil tersenyum.
  "kamu maukan jadi pendamping hidupku untuk selamanya?" tanyanya menatapku dalam.
Dengan hati yang berdegup kencang dengan cepat akupun mengangguk pertanda iya.

    Air mata bahagia pun jatuh membasahi pipiku yang dari kemarin dibasahi oleh air mata kesedihan.
Kini air mata kekecewaan dan kesedihan itu terganti oleh Air mata haru. :')
Semua yang ku perkirakan ternyata salah. Tapi untungnya, aku bisa mendapatkannya.
Seutuhnya!

                                             -Tamat-

Flying Angel Heart